Home Jawa Timur 01-Kediri Hutan Sosial Jatirejo Sejahtera Wilayahnya

Hutan Sosial Jatirejo Sejahtera Wilayahnya

8 min read
0
8
63

Kediri (MPN) – Sejahtera Bersenandung dan Bersahabat Alam.  Demikian kesan yang nampak kala, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, menikmati hasil pemanfaatan lahan hutan yang diberikan oleh Perhutani. Bahkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat, menjadikan warga turut membahu bergayut dalam aktivitas pertanian sehari-hari di area hutan itu. “ Perhutani selalu mendukung dan membantu masyarakat melalui PMDH dalam memanfaatkan Sumber Daya Hutan di area lahan, disela-sela dibawah tegakan untuk tanaman agroforestry, Polowijo, sayuran, buah nanas, ekowisata dan kegiatan lainnya,” ujar Slamet Budiono SP, Asper (Asisten Perhutani) Pare KPH Kediri, senin (7/11).

Menurut Budi, panggilan akrabnya, sejak tahun 2003 Perhutani sangat membuka kesempatan masyarakat yang berinteraksi dengan hutan, guna memanfaatkan lahan hutan untuk membuka lapangan kerja dan usaha yang menghasilkan demi peningkatan kesejahteraan ekonomi masayarakat sekitar hutan, namun pellaksanaannya harus tetap mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Wilayah Perhutani Pare meliputi Rimba Jatirejo dan Manggis Puncu, Pandantoyo Ngancar, Besowo Kepung, Puthuk Kandangan.

Di wilayah rimba Jatirejo Desa Gadungan Puncu Kabupaten Kediri, realisasi kebijakan Perhutani untuk masyarakat sekitarnya, melalui Perkumpulan Masyarakat Desa Hutan, sangat dirasakan manfaatnya. Betapa tidak, tercermin dari hasil panen tanaman yang begitu melimpah setiap tahunnya, mampu mengangkat perekonomian warga level bawah menjadi menengah. Terbukti, rumah hunian warga masyarakat, menjadi layak dan istimewa, setelah beberapa tahun, mampu memanfaatkan lahan hutan yang pemanfaatannya diperuntukkan masyarakat, melalui sistem tumpangsari di sela-sela Pohon Tegakan.

Lahan 600 Ha lebih untuk Rakyat

Dituturkan Januri, Mantri Perhutani Wilayah Rimba Jatirejo, seluas lebih 600 ha lahan Perhutani dikerjasamakan untuk masyarakat sekitar hutan melalui PMDH Rimba Jatirejo yang diketuai Sugiyanto. Mekanisme teknis pengelolaan lahan oleh Perhutani, sedangkan pelaksanaannya diserahkan total kepada Perkumpulan hingga hasil yang didapat.

Sugiyanto (Ketua PMDH) beserta Tanaman Nanas yang menjadi primadona penghasilan masyarakat, (7/11).

Dalam setiap lahan Perhutani yang ditanami pohon tegak, berjarak lebih longgar 6mx1m (beberapa tahun sebelumnya 6×1), di sela-sela itulah lahannya dapat dimanfaatkan bagi masyarakat untuk ditanami, sistem tumpangsari. Berbagai jenis polowijo dan buah-buahan, seperti Jagung, Kacang Panjang, Lombok, semua sayur dan buah nanas, dibudidayakan. Yang terakhir ini, sangat cocok dengan tanaman nanas karena kontur tanah kering berpasir. Hasil nanas dalam setiap panen (usia 1,5 tahun) per hektarnya mencapai 50 – 70 juta rupiah, dengan asumsi modal awal 30 – 35 juta untuk perawatan dan beli bibit (hanya sekali, yang selanjutnya tidak perlu beli karena sudah muncul tunas-tunas). Seterusnya, masyarakat tinggal merawat tunas itu hingga berbuah, demikian di waktu berikutnya. “Berarti setelah berjalan 3 tahun dan seterusnya, masyarakat petani dapat menghasilkan marjin keuntungan yang lebih besar,” kata Januari.

Untuk menghasilkan tanaman yang setiap saat cepat di panen, lanjut pria yang sekitar 2 tahun menjabat Mantri di Jatirejo, masyarakat memanfaatkan semua jenis sayuran yang diolah untuk dikonsumsi sehari-hari. Limbah tanaman seperti jagung, rumput dan pohon nanas yang telah diambil buahnya, ditebang dan diolah sebagai mekanan ternak, kambing, lembu, kerbau, kelinci, marmot, ayam. Di pinggiran karangan warga atau jalan, tanah perhutani, juga diperbolehkan ditanami rumput gajah oleh masyarakat sekitar hutan sebagai makanan ternak.

Bibit Pohon Kayu Putih yang disediakan Perhutani Kemantren Jatirejo kepada Masyarakat PMDH Rimba, senin (7/11)

Kayu Putih

Tanaman Kayu Putih yang baru dikembangkan 3 tahun lalu oleh Perhutani, juga diberdayakan para petani anggota PMDH Rimba. Kalkulasi yang sudah panen, oktober 2022, adalah berat 1 ton daun mampu menghasilkan 1 liter minyak kayu putih, sedangkan dalam area lahan 1 hektar mampu berkapasitas 10 – 12 ton daun. Tahun 2022 ini terdapat lebih 10 ha lahan, diujicoba tanaman kayu putih yang dapat dipanen setiap 18 bulan. Bahkan, saat ini Perhutani lagi mengembangkan jenis  kayu putih Varietas Simplek yang usianya 10 – 12 bulan siap panen. “Hasil panen buah nanas, jagung, kayu putih inilah menjadi tabungan yang terus menumpuk, bagi mereka, sehingga dapat digunakan memperbaiki rumah, meningkatkan pendidikan anak dan sebagainya,” katanya.

Guna membantu, mempermudah masyarakat membudidayakan tanaman Kayu Putih, Perhutani Jatirejo menyediakan bibitnya. Begitupun bibit pohon utama hutan yaitu Kayu Balsah dan Kayu Jati juga disediakan, serta melayani permintaan umum. Lahan Perhutani Area Pare, adalah berlokasi pada wilayah yang kering, air tadah hujan, yang pengairan air sangat minim. Sehingga, banyak masyarakat melakukan pengeboran sendiri, untuk mengairi lahan hutan yang dikerjasamakan Perhutani dengan masyarakat sekitar hutan.

Bibit Kayu Balsah di Kemantren Perhutani Jatirejo, senin (7/11).

PMDH Rimba Jatirejo beranggotakan lebih dari 1000 KK yang tersebar di wilayah Desa Gadungan yang berinteraksi dengan hutan. Setelah memanfaatkan peruntukkan lahan oleh perhutani sejak 2003, masyarakat telah berkali-kali panen tanaman nanas (mayoritas), serta telah 2 kali memanen Kayu Putih yang harganya cukup melambung di pasaran. Bahkan untuk menambah nilai jual, kayu putih ini dapat diolah menjadi minuman instan setelah dicampur dengan air dan sari buah lainnya.

Program Perhutani, melalui Hutan Sosial, pemanfaatan lahan kosong di antara Pohon Tegak dengan sistem ttumpangsari, telah membawa kemaslahatan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Dari pantauan merahputih.net di lapangan, sekittar hutan wilayah rimba Jatirejo Gadungan, nampak ekonomi warga (PMDH Rimba), diatas rata-rata, tercermin dari banyaknya warga yang memelihara hewan ternak, aktivitas sehari-hari yang padat di hutan, anak-anak banyak berpendidikan minimal SMA atau Kuliah di Universitas, hingga kondisi permukiman/rumah warga yang sangat layak huni, dan tidak sedikit yang, modern dan istimewa. Wow…….– (Ajie) –

Load More Related Articles
Load More By Aji Suharmaji
Load More In 01-Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Sastra Suci Utsawa Dharmagita Tingkat Provinsi Jatim 2023 di Grogol Kediri

Kediri (MPN) – Suci Prestasi. Lantunan kebenaran bersumber dari Kitab Suci Weda dala…