Home Jawa Timur 01-Kediri Prioritas Budi Pekerti Dalam Kehidupan Keluarga Bermasyarakat Dan Bernegara

Prioritas Budi Pekerti Dalam Kehidupan Keluarga Bermasyarakat Dan Bernegara

11 min read
0
5
28

Kediri (MPN) – Nurani dan Budi Pekerti. Terjadinya tindakan kriminal, perkosaan, penyalahgunaan narkoba yang dilakukan para anak muda akhir-akhir ini, sangat memprihatinkan masyarakat, terutama para orang tua. Keadaan tak bernurani seperti ini menjadi pemicu para stake holder dan orang tua untuk memprioritaskan kembali penerapan pendidikan Budi Pekerti Luhur, sikap santun di kalangan masyarakat, khususnya pemuda. “Dari fenomena seperti inilah, kami jajaran Kepolisian, khususnya Polsek Kandangan, meningkatkan intensitas komunikasi dengan masyarakat secara langsung dan berkelanjutan,” tandas Iptu Wahyu Hariadi SH, Kapolsek Kandangan dalam Acara Jumat Curhat di Pendopo Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, jumat pagi (30/12).

Banyak peserta didik, anak muda, tak hanya kurang santun, tetapi di rumah, sekolah dan di lingkungan masyarakat, tetapi juga terlibat berbagai bentuk tindakan kriminal. Keadaan seperti itu, lanjut Wahyu, menyentakkan keprihatinan kita semua sehingga perlunya mengutamakan kembali pendidikan sopan santun, akhlak mulia, moralitas, serta budi pekerti luhur, pada anak-anak sedari dini, juga anak muda di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Kegiatan Jumat Curhat dihadiri Forkompimcam, Kapolsek Kandangan Iptu Wahyu Hariadi SH, Sekcam Eko Wahyudi SE, MM, Koramil, dan para pejabat di wilayah kecamatan Kandangan, (30/12).

Kegiatan Jumat Curhat merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Polsek Kandangan bersama Forkompimcam, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat di wilayah Kecamatan Kandangan. Pada jumat (30/12) kali ini dihadiri langsung lebih 30 peserta, diantaranya Kapolsek Iptu Wahyu Hariadi SH beserta jajarannya, Sekcam Kandangan Eko Wahyudi SE, MM, yang mewakili Camat, Koramil dan jajaran anggota, FKUB yang diketuai Gus Ali Nasuhan spd.I, Yuliono Ketua PHDI Kandangan, Beberapa Tokoh Agama Islam, Richard Patinasarani Tokoh Nasrani, Anggota Penegak Pramuka, serta beberapa Tokoh Masyarakat dan Lembaga Masyarakat di wilayah Kandangan.

Kegiatan Jumat Curhat merupakan bentuk instruksi langsung Polda yang bertujuan meningkatkan komunikasi intensif  secara imbal balik antara Pihak Keamanan, Polsek, dengan masyarakat, demi situasi kondusif, aman, nyaman dan damai. Namun, diakui Wahyu, meski sebagai aparat pemerintah yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketentraman masyarakat, Polisi tidak mungkin berjalan sendiri tanpa koordinasi dan saling membantu dengan berbagai instansi lain, khususnya Pihak koramil dan Kecamatan. Bahkan, tanpa dukungan masyarakat, semua program tak mungkin berhasil. Karena partisipasi masyarakat, akan mampu menciptakan keamanan dan kedamaian, mulai di lingkungan keluarga, Tetangga, RT/RW, serta seluruh Desa hingga Kecamatan.

Didasari Budi Pekerti Luhur

Dalam Acara Jumat Curhat Kapolsek Wahyu juga menjelaskan tentang beberapa hal yang mendasari terjadinya situasi yang tidak kondusif dan kacau di masyarakat, khususnya yang dilakukan oleh kalangan pemuda. Diantaranya adalah pengaruh mental dan karakter yang tak didasari budi pekerti yang luhur.

Para peserta Jumat Curhat di pendopo Kecamatan Kandangan (30/12)

Krisis Budi Pekerti, mentalitas, moral, karakter, dan akhlak di kalangan anak didik, khsusnya para muda, seharusnya menjadi prioritas pokok bagi orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Sedangkan membangun mentalitas, moral dan etika atau lebih tegas lagi karakter, moral and character building, peserta didik dan akan muda, memang tidak mudah. Namun, harus segera disadari, keberhasilan mendidik dan membentuk akhlak, moral, budi pekerti atau karakter peserta didik merupakan langkah yang fundamental dan dasariah, untuk membentuk karakter bangsa.

Sejauh menyangkut krisis mentalitas dan moral peerta didik dan anak muda, ada beberapa masalah pokok yang menjadi akar krisis mentalitas dan moral di lingkungan pendidikan di masyarakat.  Pertama, arah pendidikan karakter , khususnya di lingkungan keluarga, telah kehilangan objektivitasnya. “Kurang adanya unggah ungguh dimana anak muda harus selalu menghormati orang tua, guru atau orang yang lebih tua,” ujar Wahyu yang mencontohkan ketika anak muda berjalan melewati orang tua,kebanyakan tak menunduk apalagi bersimpuh, dengan alasan modernisasi.. Sikap santun dan melatih diri untuk menghormati orang yang lebih tua inilah merupakan salah satu pendidikan budi pekerti luhur,bermoral dan berakhlak mulia.

Kapolsek Kandangan Iptu Wahyu Hariadi SH, mempelopori penyediaan kotak amal yang diisi oleh anggota seiklhasnya setiap hari, untuk dibagikan kepada masyarakat fakir miskin dan yang mebutuhkan di wilayah Kecamatan Kandangan (30/12)

Kedua, proses pendewasaan diri secara berkesinambungan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pemecahan masalah secara tidak bertanggung jawab, seperti melalui tawuran dan kekerasan lain, merupakan indikator tidak terjadinya proses pendewasaan diri melalui karakter yang berbudi luhur. Ketiga, proses pendidikan Budi Pekerti di sekolah dan di rumah, sangat membelengg, karena maraknya pengaruh teknologi informasi melalui internet yang sangat mempengruhi pemikiran di kalangan anak muda yang belum dewasa. Dari sinilah banyak anak muda yang merasa jenuh dan dihinggapi keinginan yang meledak-ledak di lingkungan masyarakat umum, yang berimplikasi pada pelanggaran norma-norma sosial keagamaan di masyarakat, seperti narkoba, tindakan kekerasan, dan pornografi.  Maka itu, bila dibiarkan terus akan menimbulkan konflik yang membahayakan pribadi, keluarga dan masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, upaya mengatasi krisis ini tidak memadai jika dilakukan hanya di lingkungan keluarga dan sekolah saja. “Kita harus sungguh-sungguh berupaya menyembuhkan krisis budi pekerti, mental, moral, dan akhlak dalam masyarakat luas. Penyembuhan itu harus bermula dalam rumah tangga yang kemudian dilanjutkan di sekolah dan diupayakan di lingkungan lebih luas,” pungkas Wahyu berharap agar para stake holder di berbagai instansi pemerintah, selalu berkomunikasi aktif dengan masyarakat luas secara intensif dan berkelanjutan.

Kapolsek Kandangan, Iptu Wahyu Hariadi SH, berkomunikasi dengan pemuda pramuka agar selalu berpikir positif dan aktif dalam kegiatan demi kemajuan masyarakat (30/12)

Kebiasaan Positif

Dalam kesempatan itu, Kapolsek Kandangan juga menanggapi berbagai pertanyaan dari peserta kegiatan dengan bijak dan apresiatif. Seperti dikemukakan Nur Laila Sari, pemudi dari Desa Karang Tengah yang aktivis Pramuka Penegak dari SMAN Kandangan, bahwa sikap menghormati kepada orang tua, guru, serta orang yang lebih tua, memang harus dibiasakan sejak kecil baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. “Karena, sebuah kebiasaan positif yang baik, bila dilakukan setiap saat secara terus menerus, akan mampu membentuk karakter dan pemikiran yang baik pula,” tukasnya lugu. Hal ini diakui pula oleh Mohamad Faizul Daroini, temen penegaknya dari Kasembon.

Para peserta yang berpartisipasi dalam Kegiatan Jumat Curhat Polsek Kandangan ini juga berpandangan yang sama, tanpa terkecuali, meski hanya mendengarkan dialog dan diskusi imbal balik antara Kapolsek, Sekcam, Koramil dan berbagai Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kandangan. “Kami selalu mendukung dan membantu terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh Aparat Keamanan, Pemerintah maupun Instansi terkait, untuk mengatasi berbagai problem di masyarakat demi kemajuan para pemuda, anak-anak, masyarakat umum, dalam meningkatkan kecerdasan dan tindakan berdasarkan etika, moral, mental serta berbudi pekerti luhur,” tandas Gus Ali FKUB, yang diangguki oleh Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat lain, seperti Pendeta Richart Patinasarani dan Yuliono PHDI Kandangan. –(Ajie)- 

Load More Related Articles
Load More By Aji Suharmaji
Load More In 01-Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Pertahankan Martabat Kepengurusan HPK

Malang (MPN) – Berjatidiri Eksis. Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Terhadap Tuha…