Home Jawa Timur 01-Kediri Melasti Ritual Menjelang Nyepi di Putuk Desa Banaran Kandangan

Melasti Ritual Menjelang Nyepi di Putuk Desa Banaran Kandangan

6 min read
0
2
234

Kediri (MPN) – Suci Bersih. Upacara Melasti di Dusun Putuk Desa Banaran Kandangan dilaksanakan pada sabtu pagi (18/3). Ritual ini dimaksudkan untuk mensucikan diri sebelum hari Raya Nyepi. Dilakukan di Sumber Windu karena disana terdapat Tirta Amerta atau sumber air kehidupan bagi masyarakat Desa Banaran dan sekitarnya. “Masyakarakat Hindu Desa Banaran melakukan upacara ini dengan cara membasuh muka atau menyentuh air sebagai simbol membuang karma buruk,” tukas mangku Evendi, pemuka agama Hindu Desa Banaran.

Mangku Evendi, menjelaskan bahwa perayaan Nyepi oleh umat Hindu Indonesia diawali dengan melaksanakan melasti atau membersihkan dari segala kotoran, dengan memuja keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasinya. “Pembersihan diri bertujuan untuk melebur segala macam kotoran pikiran atau manacika, perkataan wacika, serta perbuatan kayika,” katanya Sabtu 18 Maret 2023.

Rangkaian Ritual pensucian di mbah Sumber Windu Dusun Putuk (19/3)

Menurut pemuka Agama Hindu Desa Banaran itu, melasti dilakukan agar mencapai kebersihan alam manusia bhuana alit, untuk mencapai bersih lahir batin. “Serta kebersihan alam semesta (bhuana agung), sehingga menjadi tenang dan damai tidak ada Panca Baya atau dijauhkan dari marabahaya,” sebut Evendi

Sementara Mangku Patoni, melasti di Putuk Desa Banaran dilakukan beberapa hari sebelum Nyepi, tepatnya 4 hari ini sebelum pelaksanaan upacara Nyepi. Dijelaskan, para Hindu Dharma dari Desa Banaran, bahwa pada saat melasti itu para umat Hindu akan mundut atau mengusung pratima dan pralingga beserta alat-alat upacara di pura Giri Natha. Lalu disucikan di Sumber Windu, sebagai tempat penyucian ida bhatara,” jelas Darsono melengkapi.

, Arak-arakan Tirta Suci dari mbah sumber menuju Pura Desa Banaran menuju Pura Desa Banaran Kandangan (19/3).

Tirta Amerta

Disamping itu, lanjut mangku Sunari, di tempat mbah Sumber Windu, juga merupakan tempat pengambilan Tirta Suci yang dibawa ke Pura Giri Natha. Begitupun, dilaksanakan Panglukatan atau pensucian kembali kepada 10 orang yang keluarganya telah meninggal dunia  Sehingga, upacara melasti ini diyakini dapat membersihkan diri mereka yang ditinggal salah satu anggota keluarganya menjadi suci kembali, yang kemudian menuju pelaksanaan Upacara Nyepi.

Dilaksanakannya di Sumber Windu, kata mangku Sunari, secara mitologi bahwa mbah Sumber adalah tirta amerta dari pemutaran alam dataran lereng pegunungan yang menjadi sumber penghidupan manusia di sekitarnya yang memanfaatkan fungsi tirta itu di Dusun Putuk Desa Banaran dan sekitarnya. “Itu yang dilakukan oleh para dewa dan para raksasa di lautan susu (Ksirararnawa), untuk memperoleh air kehidupan atau tirta amerta,” papar Sunari.

Upacara melasti di Desa Banaran ini tidak bisa lepas dengan kaitan hari suci Nyepi yang akan dilaksanakan beberaqpa hari berikutnya, tepatnya selasa 22 maret 2023. Usai melasti tahun baru caka 1945 di mbah Sumber, arak-arak ritual sekitar 100 umat Hindu Desa Banaran itu berjalan beriringan tiga sap menuju Pura Giri Natha Desa Banaran yang berjarak sekitar 1 km dari sumber windu tersebut. Sepanjang perjalanan, arak-arakan itu diiringi dentingan musik gamelan serta ritual taripenyambutan Tirta Amerta itu untuk dibawa masuk ke Pura dan berkeliling.

Ritual Melasti umat hindu di Dusun Putuk Desa Banaran ini diikuti sekitar 100 orang umat Hindu, serta dibimbing oleh 4 mangku dari Banaran yaitu mangku evendi, mangku patoni, mangku Darsono, mangku sunari dan 1 mangku dari Dusun Sarirejo Karangtengah. Serta dihadiri oleh Ketua PHDI Desa Banaran Pariono, serta diamankan sepuluh anggabaya dari desa setempat.

Umat Hindu Desa Banaran melaksanakan ritual upacara Melasti ini setiap tahun menjelang Upacara Nyepi. Rangkaian kegiatan seblum nyepi, selain Melasti adalah Tawur agung, yang mengeluarkan replika Makhluk besar  “Ogoh-Ogoh” yang diarak dari Pura menuju lapangan Lodenan, kemudian kembali lagi menuju Pura Giri Natha Desa Banaran. Acara Tawur Agung ini dilaksanakan malam hari sebelum pelaksanaan nyepi, dan ini menjadi hiburan budaya bagi masyarakat di Desa Banaran dan sekitarnya di Kecamatan Kandangan. Begitu ramai dan bermakna….. – (Ajie) –

Load More Related Articles
Load More By Aji Suharmaji
Load More In 01-Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Pertahankan Martabat Kepengurusan HPK

Malang (MPN) – Berjatidiri Eksis. Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Terhadap Tuha…