Mengharu Biru Pengumuman Lulusan SDN Kandangan 1

Tegang dan Mengharu Biru para siswa-siswi kelas VI SDN Kandangan 1 saat mencoblos Balon yang berisi kartu yang bertuliskan Lulus dalam Acara Pengumuman Kelulusan di Aula SDN Kandangan 1, Kamis Siang (8/6).

Kediri (MPN) – Seru Tegang Mengasyikan. Even tak biasa menyelimuti kegiatan pengumuman lulusan kelas VI SDN Kandangan 1. Tangis itu pecah ketika balon itu menggelegar dan kertas bertuliskan kelulusan itu direngkuhnya. Suasana sedih berbaur suka cita, menghinggapi perasaan mereka yang awalnya terlihat tak menentu. “Semua hasil yang didapat ini harus kalian syukuri, meskipun jika tak sesuai dengan yang kalian harapkan selama ini,” tandas Sunarko Prasetyo SPd, Kasek SDN Kandangan 1 di Aula Sekolah, kamis siang (8/6).

Mayoritas murid kelas VI A dan VI B itu matanya sayu menatap para guru di depannya, sementara bibirnya terkatup yang sesekali bergerak kecil seperti membaca doa agar hasil pengumuman itu membuatnya bahagia, Lulus dan bernilai bagus. Tentu, itu dilaluinya penuh liku, para siswa yang lugu ganteng dan ayu itu gelisah tak menentu. Bahkan nampak beberapa gadis menjelang remaja itu wajahnya layu dengan mata berkaca-kaca ketika mendengar mutiara kata dari Guru dan Kepala Sekolahnya. “Kalian harus ikhlas ya, apabila hasilnya Lulus atau tidak lulus, bersabar dan selalu memanjatkan Doa kepada Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa,” tukas Sunarko yang disambut para siswa itu diam seribu bahasa. Bahkan, murid-murid itu kelihatan sedikit menangis seolah hatinya teriris, pedih tersayat sembilu. Oooh… Terlalu. Mereka pun juga tidak tahu siapa yang dimaksud itu.

Para guru masih tampak asyik berdiri berjajar di depan seraya memperhatikan gelagat anak-anak yang duduk bersila rapi di lantai gedung Aula yang berkreasi seni wayang kulit itu. Sunarko berpetuah agar semua murid selalu belajar dan terus belajar meskipun sudah meninggalkan SDN Kandangan 1, serta selalu ingat pada Bapak Ibu Guru yang selalu setia membimbingnya. “Para guru berjuang tanpa pamrih dalam mendidik kalian, demikian pula orang tua kalian yang selalu setia penuh kasih sayang merawat. Maka itu nanti kalau kalian sudah sampai di rumah, sungkem- lah pada Ibu bapak, berterima kasih atas semuanya, serta jangan lupa berdoa dan bersyukur kepada Alloh SWT atas semua karuniaNya,” tuturnya.

Bersyukur dan Doa Restu Orangtua

Seorang gadis cantik berjilbab putih, Nuryati Aliya Zahwa kelas VI A, duduk bersila diantara kerumunan temennya, terlihat murung sambil sesekali mengusap matanya dan pandangannya kosong. Namun, bibirnya mengembang kecil saat didekati, “Semangat ya Adik,” bisik seorang tamu yang turut menyapa di ruangan artistik itu. Dia mengangguk sedikit terhibur. Sementara anak-anak yang lain masih tampak membisu, mendengarkan kata-kata guru yang menyemangatinya hingga merasuk kalbu. “Teruslah belajar dan berjuang ya anak-anak, janganlah pernah mengeluh meski sesulit apapun persoalan yang kalian hadapi. Mintalah Doa Restu dari orangtua ketika kalian beraktivitas belajar atau pergi ke luar rumah, Insyaalloh Alloh akan meridhoi kalian semua. Aamiin,” ujar Sunarko berpetuah.

Usai beberpa lama, saat menegangkan tiba. Para siswa-siswi mengambil balon biru di 2 kantung tas Besar yang disiapkan para Ibu Guru. Bergilir sambil tanganya bergetar, melangkah was-was sembari duduk kembali. Lalu meledakkannya, menunggu komando sang Kepala Sekolah yang tengah membaur di tengah-tengah mereka. “Kedua tangan diangkat, yang kanan memegang balon dan tangan kiri peniti untuk menusuknya, saya dan para Ibu Guru menghitung ya,” tukas Sunarko. Alkhirnya,… lima …. empat,… tiga …..dua,…… satu…… Dooooooor. Meletus Balon biru itu. Diraihlah, sobekan kertas kecil dalam balon itu dan dibaca. Waaaaaaaa….. … pecahlah tangis mereka sambil sujud syukur  Alhamdulilllah…. Suara gaduh seketika mencuat mengiringi saling berpelukan dengan temen disampingnya. Semuanya dinyatakan Lulus, 57 siswa, termasuk 3 anak yang tak masuk sekolah karena ijin di hari itu.

Bahagia mengharu biru menghinggapinya hingga tak sadar jika baju dan tangan siswa-siswi itu penuh debu-debu kecil melekat di tangan dan kaki. Akhirnya, mereka mencuci tangan dan mengusap kakinya hingga bersih, serta antri rapi menyalami Kepala Sekolah dan Para Ibu Guru yang ber-jumeneng di depan panggung aula yang berlatar lukisan seni wayang jawa itu. Perasaan pilu merasuk hati dari tadi hilang seketika. Menjadi Bahagia. Mereka segera berlari menghampiri Orangtua yang masih setia menunggu di halaman sekolah. Para siswa-siswi itu melenggang seperti menari kecil, tampak tersenyum ceria bak balita yang suka banget sama boneka. Lucu dan lugu. Selamat ya sayang, Anak-anaku .…. – (Ajie) –