Home Nasional Memayu Hayuning Bawana Munas HPK IX Karanganyar

Memayu Hayuning Bawana Munas HPK IX Karanganyar

10 min read
0
1
25

Karanganyar (MPN) – Indah Berfilosofi Tinggi. Keindahan perilaku manusia tak lepas dari Sang Pencipta dan Makhluk ciptaanNya. Korelasi saling melengkapi antara unsur kehidupan menjadi makna kehidupan itu sendiri. Menghayati apapun yang kita terima dari Yang Maha Esa adalah sebuah keharusan dan menjadi pedoman untuk menjalani sebuah kehidupan. Dan menemukan jati diri. Esensi kehidupan itulah bukan sekedar mimpi tapi mengandung filosofi tinggi sebagai dasar berbuat baik pada sesama dan berpeduli alam sekitarnya. Memayu Hayuning Bawono. “Selalu berbuat baik adalah bentuk kongkret dalam mensyukuri kehidupan ini atas semua karuniaNya,” tukas Ganjar Pranowo, SH, M.IP, Gubernur Jawa Tengah, dalam sambutannya di Acara Pembukaan Munas IX Himpunan Penghayat (HPK) Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Karanganyar Jateng  (23/6).

Gubernur Jawa Tengan Ganjar Pranowo SH, MIP, dalam Pembukaan Acara Munas IX DPP HPK Pusat Tahun 2023 di Gedung Paripurna DPRD Kabupaten Karanganyar Jateng (23/6).

Dalam beberapa pemaparan dan sambutan yang disampaikan oleh Ketua DPP HPK Pusat, Dr Ir Hadi prajoko SH, MH, dan wawancara dengan para sesepuh HPK, menyebutkan bahwa Memayu Hayuning Bawana memiliki relevansi dengan wawasan kosmologi Jawa atau kosmologi kejawen. Kejawen memiliki wawasan kosmos yang tidak lain sebagai perwujudan konsep memayu hayuning bawana. Dalam istilah Jawa, Memayu Hayuning Bawono adalah sebuah filosofi atau nilai luhur tentang kehidupan dari kebudayaan Jawa. sementara dalam bahasa Indonesia menjadi memperindah keindahan dunia. Orang Jawa memandang konsep ini tidak hanya sebagai falsafah hidup namun juga sebagai pekerti yang harus dimiliki setiap orang. Filosofi memayu hayuning bawana juga kental terasa dalam ajaran kejawen

Ganjar Pranowo SH, MIP, sedang mencoba praktek pembuatan Pusaka Keris Pusaka Budaya Jawa, di bengkel pembuatan keris di rangkaian Acara Munas IX HPK 2023, Kanranganyar (23/6)

Disebutkan, Memayu hayunig bawana adalah ihwal space culture atau ruang budaya dan sekaligus spiritual culture atau spiritualitas budaya. Dipandang dari sisi space culture, ungkapan ini memuat serentetan ruang atau bawana. Bawana adalah dunia dengan isinya. Bawana adalah kawasan kosmologi Jawa. Sebagai wilayah kosmos, bawana justru dipandang sebagai jagad rame. Jagad rame adalah tempat manusia hidup dalam realitas. Bawana merupakan tanaman, ladang dan sekaligus taman hidup setelah mati. Orang yang hidupnya di jagad rame menanamkan kebaikan kelak akan menuai hasilnya.

Selain itu, memayu hayuning bawana juga menjadi spiritualitas budaya. Spiritualitas budaya adalah ekspresi budaya yang dilakukan oleh orang Jawa di tengah-tengah jagad rame (space culture). Pada tataran ini, orang Jawa menghayati laku kebatinan yang senantiasa menghiasi kesejahteraan dunia. Realitas hidup di jagad rame perlu mengendapkan nafsu agar lebih terkendali dan dunia semakin terarah. Realitas hidup tentu ada tawar-menawar, bias dan untung rugi. Hanya orang yang luhur budinya yang dapat memetik keuntungan dalam realitas hidup. Dalam proses semacam itu, orang Jawa sering melakukan ngelmu titen dan petung demi tercepainya bawana tentrem atau kedamaian dunia. Keadaan inilah yang dimaksudkan sebagai hayu atau selamat tanpa ada gangguan apapun. Suasana demikian oleh orang Jawa disandikan ke dalam ungkapan memayu hayuning bawana.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo SH,MIP, selalu mendukung semua komponen bangsa untuk selalu berbuat Baik serta melestarikan alam sekitar, Memayu Hayuning Bawono (23/6)
Beberapa Benda Pusaka Keris, dalam Pameran Keris Kamardikan 2023 di Acara Munas IX HPK 2023. (23/6)
Keindahan Kekayaan Budaya Daerah RI, Tari Buyung dari Sunda Wiwitan Kuningan Jawa Barat menghiasi acara Pelaksanaan Munas IX DPP HPK 2023 (23/6).

Memayu hayuning bawana memang upaya melindungi keselamatan dunia baik lahir maupun batin. Orang Jawa merasa berkewajiban untuk memayu hayuning bawana atau memperindah keindahan dunia, hanya inilah yang memberi arti dari hidup. Di satu fisik secara harafiah, manusia harus memelihara dan memperbaiki lingkungan fisiknya. Sedangkan di pihak lain secara abstrak, manusia juga harus memelihara dan memperbaiki lingkungan spritualnya. Pandangan tersebut memberikan dorongan bahwa hidup manusia tidak mungkin lepas dari lingkungan. Orang Jawa menyebutkan bahwa manusia hendaknya arif lingkungan, tidak merusak dan berbuat semena-mena.

Reog Ponorogo juga turut memeriahkan rangkaian acara Munas IX HPK 2023 di Wonogiri Jateng (24/6)

Materi Religi Budaya Toleransi dan Keberagaman

Acara Musyawarah Nasional HPK IX pada 23 – 25 Juni 2023 itu digelar di Gedung DPRD Kabupaten Karanganyar. Menampilkan rangkaian kegiatan Pelantikan Pengurus DPP HPK Pusat Masa Bhakti 2023 – 2028 dan beberapa materi religi, budaya dan keberagaman. Pada hari pertama, Penyampaian Materi Moderasi Beragama, Toleransi dan Kehidupan Berbhineka terhadap Penguatan kehidupan Berbangsa NKRI, disampaikan oleh Dr. Pramono Ubaid Tanthowi (Wakil Ketua Komnas HAM), Laksda TNI Yulius Wijodjojono (Kapuspen TNI). Kemudian pada malam hari, pemaparan materi oleh Dr. Usep Setiawan SH, MH, Deputi 2 Staf Kepresidenan, Olivia Chadidjah Salampesi (Wakil Ketua KOMNAS Perempuan), Maya Dewi Founder Komunitas Diajeng Semarang (pemateri Filosofi Sanggul).  

Sementara hari kedua, Materi Munas tentang Religi, Moderasi Beragama terkait Pembangunan Bangsa dan Negara, NKRI, dimoderatori Dr Dewi Kanthi (Waka DPP HPK Pusat dan Komisioner KOMNAS Perempuan). Dan Pematerinya adalah Prof Dr. KH Said Agil Siradj (PBNU), Irjen Pol. Sang Made Mahendra Jaya (Staf Khusus Mendagri Bidang Keamanan dan Hukum), Dr. Bambang Noersena (Teolog, Fisolog dan Sejarawan), Brigjen Pol. R. Ahamad Nurwakhid, SE, MM (Direktur Deradikalisasi BNPT RI). Dan pada hari ketiga (25/6) disampaikan hasil kesimpulan Munas IX HPK Pusat, yang akan dijadikan materi referensi masukan dan laporan kepada Pemerintah dan Instansi terkait.

Keindahan Tari Buyung dari Sunda Jawa Barat begitu mengesankan dengan para penarinya yang gemulai nan cantik (23/6)
Suasana Munas IX HPK tahun 2023 di Gedung Paripurna DPRD Kabupaten Karanganyar Jateng (23/6)

Munas IX HPK Pusat ini diikuti lebih dari 500 orang para Pengurus HPK Tingkat Kabupaten Kota, Provinsi seluruh Indonesia dan DPP HBK Pusat.

Animo para peserta Munas IX tahun 2023 begitu tinggi dan penuh toleransi. Disamping itu di sela-sela Acara Munas juga ditampil berbagai aktivitas budaya sangat menarik, diantaranya Show penampilan tari Budaya Tari Buyung, Angklung (Dari Sunda Jabar), Reog Ponorogo, Tari Topeng (Jawa Timur), Tari Perahu Layar (Oleh Diajeng Semarang Jawa Tengah). Bahkan, acara makin meriah karena diisi Pameran Keris Kamardikan  dan Barang Antik, yang diisi oleh para kolektor Keris dari seluruh penjuru Negeri. Sungguh Menarik dan penuh filosofi. Indah Sekali……. – (Ajie) –

Load More Related Articles
Load More By Aji Suharmaji
Load More In Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Pertahankan Martabat Kepengurusan HPK

Malang (MPN) – Berjatidiri Eksis. Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Terhadap Tuha…