Home Jawa Timur 01-Kediri Yunik SPd, S.AN, Berdedikasi Menginspirasi Melalui Abdimas UT di Bulupasar Pagu

Yunik SPd, S.AN, Berdedikasi Menginspirasi Melalui Abdimas UT di Bulupasar Pagu

12 min read
0
5
189

Kediri (MPN) – Mengorbit Kolaboratif. Terus berkreasi dan aktualisasi program merupakan langkah riil dalam mendedikasikan diri demi kemajuan pendidikan masyarakat. Hal itulah menjadi indikator utama bagi Yunik SPd, S.AN, dalam memimpin Aplikasi Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Mahasiswa UT Malang Tahun 2023 di Kabupaten Kediri. “Prioritas program solutif dalam Abdimas Mahasiswa UT di Desa Bulupasar Pagu Kediri ini adalah yang terus dikembangkan khususnya oleh Mahasiswa UT, dengan kolaborasi, menggandeng berbagai pihak demi kemajuan masyarakat,” tandas Yunik SPd, S.AN, Ketua Pokjar dan Manajer Finance Universitas Terbuka (UT) Kabupaten Kediri (8/7).

Unsur kreativitas, lanjut Kepala Raudlatul Athfal (RA) YPSM Bulupasar Pagu, harus menjadi inti dalam mengabdikan Ilmu kepada masyarakat secara langsung. Disamping itu, harus memberikan solusi inovatif terhadap berbagai persoalan yang muncul di masyarakat, sehingga Fungsi dan dedikasi Mahasiswa sebagai seorang intelektual, pemikir sangat penting bagi kemajuan masyarakat, Bangsa dan Negara. “Itulah yang mendasari aplikasi program Pengabdian Masyarakat yang dilakukan Mahasiswa UT Malang di wilayah Pokjar Kabupaten Kediri,” ujar Yunik optimistis.

Tak hanya itu, sebagai Ketua Kelompok Belajar (Pokjar) UT Kabupaten Kediri, Yunik juga kolaboratif langsung kepada para stake holder dan tokoh masyarakat. Bahkan, UT melalui Yunik, mengalokasikan 5 kompestor, alat pertanian untuk pengolahan sampah, kepada para petani dan masyarakat, Dedikasi tinggi itulah dipersembahkannya  kepada penduduk, khususnya warga Desa Bulupasar Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri.

Yunik SPd, S.AN, Manajer Finance san Ketua Pokjar UT Kab Kediri, sedang berfoto dengan Direktur UT Malang Dr.Lilik Sulisttyowati MSi beserta Tim Abdimas UT Malang, para Mahasiswa dan para peserta Pelatihan Pengolahan Sampah Organik menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan Padat dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka Malang di Desa Bulupasar Pagu Kediri (8/7).

Pelatihan dan Serahkan Bantuan 5 Kompestor

Yunik sebagai pengurus Sosialisasi UT (SALUT), mempelopori aktualilasi Program Abdimas Mahasiswa UT Malang ini demi membantu kemajuan masyarakat melalui Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik Cair dan  Padat di Desa Bulupasar Pagu Kediri selama 2 hari. Pelatihan dilaksanakan di rumah Yunik Desa Bulupasar RT.03 RW.04 Kecamatan Pagu Kediri, diikuti oleh para warga mayarakat sekitar, RT, daidampingi pula oleh Direktur UT Malang Dr.Lilik Sulisttyowati MSi beserta Tim Abdimas UT Malang.

Abdimas Mahasiswa UT itu dibimbing Yunik sebagai Ketua pokjarnya. Bahkan Sarjana Administrasi Negara sekaligus Sarjana Pendidikan itu juga menyerahkan Bantuan Langsung dari UT kepada para peserta pelatihan berupa Alat Pertanian 5 Kompestor, yang berfungsi memudahkan dalam mengolah, memproduksi sampah organik menjadi Pupuk Organik Cair dan Padat, sebagai inovasi langkah untuk kebersihan Lingkungan Hidup dan meningkatkan hasil produksi pertanian demi kesejahteraan masyarakat.

Sampah organik merupakan salah satu komponen terbanyak di Indonesia. Komposisi sampah Indonesia berupa sampah organik (sisa makanan, kayu, ranting daun) sebanyak 57%, sampah plastik sebesar 16%, sampah kertas 10%, serta lainnya (logam, kain tekstil, karet kulit, kaca) 17%. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Tentu Tahun 2023 ini, meningkat jumlahnya begitu tajam.

Upaya untuk mengurangi limbah organik yaitu dengan cara dikelola menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Tujuannya agar mencegah penumpukan sampah baik di Tempat Pembuangan Sementara (TPS), Misalnya, di daerah DKI Jakarta, Tempat Pembuangan Akhir (TPA), bahkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Fenomena itulah yang mendasari Yunik dan Mahasiswa UT Pokjar Kediri pada 2023, dalam memilih tempat dan materi Pelatihan Pengolahan Sampah Organik menjadi Pupuk di Desa Bulupasar Pagu, lingkungan tempat tinggalnya. “Paling tidak, berawal dari sekitar kita, akan mengembang lebih luas dan merangsang peningkatan kesadaran masyarakat umum demi kesehatan dan keindahan lingkungan hidup secara nasional dan berkelanjutan,” ujar Yunik.

Dalam pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Sampah menjadi Pupuk, Yunik SPd, S.AN, juga berkolaborasi dengan Para Ketua RT, dan Maasyarakat setempat untuk menerapkan program Peengabdian Masyarakat Mahasiswa UT Malang di rumahnya RT.03 RW.04 Desa Bulupasar Pagu Kediri. Direktur UT Malang Dr.Lilik Sulisttyowati MSi beserta Tim Abdimas UT Malang (8/7).

POC bisa menjadi solusi, yang akhirnya Yunik, mencoba menerapkan hal tersebut untuk mengurangi sampah, khususnya di daerah Bulupasar Pagu Kediri.. Ia memaparkan, POC merupakan larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia, yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. “Kelebihan dari pupuk organik ini yakni dapat mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat,” ujarnya pada Sabtu, (8-7-2023).

Seperti yang diketahui, limbah terbagi atas tiga jenis, yaitu limbah organik, anorganik, serta limbah berbahaya dan beracun (B3). Ia menilai jika limbah yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif bagi alam dan manusia.

Yunik yang membina langsung praktek Pengabdian Masyarakat Mahasiswa UT Malang ini membandingan dengan pupuk anorganik. POC umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan berkali-kali. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. “POC berfungsi sebagai perangsang tumbuh, terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji,” tambahnya.

Direktur UT Malang Dr.Lilik Sulisttyowati MSi beserta Tim Abdimas UT Malang, dan Yunik SPd, S.AN, bersama para Mahasiswa dalam Acara Pelatihan Pengolahan Sampah Organik menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan Padat dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka Malang, di Desa Bulupasar Pagu Kediri (8/7).

Inovasi Pertemuan

Dalam pembuatan POC, Mahasiswa UT Malang Pokjar Kediri dalam Abdimas itu dibantu Yunik dan para Dosen Pembina UT Malang, melakukan  Inovasi pertemuan dengan para aparat desa disertai masyarakat sekitar, dan praktek langsung. Yunik memaparkan, terdapat sembilan langkah yang  perlu dilakukan : Pertama, Menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan POC.

Kedua, Limbah organik (seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dan lainnya) ditimbang sebanyak 2 kg kemudian dicacah. Ketiga, Limbah yang susah dicacah kemudian dihaluskan menggunakan blender atau bisa menggunakan alat penghalus lainnya. Keempat, Limbah organik tersebut ditambahkan 2 liter air, 400 ml EM4, dan 400 gram gula merah yang telah dihaluskan kemudian diaduk hingga homogen atau merata. Kelima, Masukkan ke wadah untuk difermentasi, dan selang dihubungkan dengan botol berisi air untuk gas yang dihasilkan. Setelah itu wadah ditutup rapat dan direkatkan bagian yang mungkin terdapat sirkulasi udara menggunakan plastisin. Keenam, Proses fermentasi POC limbah organik berlangsung selama tiga minggu.  Ketujuh, Setelah difermentasi, dilakukan pengamatan. Warna larutan POCmenjadi kuning kecokelatan, tidak terdapat belatung, dan tidak berbau busuk. Ciri tersebut merupakan tanda bahwa proses fermentasi POC berhasil. Kedelapan, Langkah terakhir adalah memisahkan hasil fermentasi dengan cara disaring. Kesembilan, POC siap diaplikasikan ke tanaman.

Yunik SPd, S.AN, memimpin dan mempraktekkan Cara Pengolahan Sampah Organik menjadi Pupuk Organik Cair dan Padat kepada warga masyarakat dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat Universitas Terbuka Malang di Desa Bulupasar Pagu Kediri (8/7).

Pembuatan POC dapat diterapkan pada skala terkecil, seperti di rumah tangga atau desa yang nantinya bisa menjadi program yang bersifat masif.

“Agar program ini berkelanjutan, perlu adanya tenaga pendukung seperti pemerintah sebagai pemberi dana dan pengawal program. Dibutuhkan pula akademisi sebagai tenaga pelatih masyarakat dalam pembuatan POC. Apabila program ini telah terlaksana dengan baik, maka akan tercipta siklus alami dari masyarakat atau rasa sadar demi mengurangi sampah organik melalui pembuatan POC,” tutup Yunik penuh optimistis.

Berdedikasi, Menginsipasi dan Pionir program Abdimas UT, Yunik SPd, S.AN, sebagai Manajer Finance dan Ketua Pokjar  Kabupaten Kediri, selalu berinovasi tiada henti.  – (Ajie) –

Load More Related Articles
Load More By Aji Suharmaji
Load More In 01-Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Sastra Suci Utsawa Dharmagita Tingkat Provinsi Jatim 2023 di Grogol Kediri

Kediri (MPN) – Suci Prestasi. Lantunan kebenaran bersumber dari Kitab Suci Weda dala…