Home Jawa Timur 01-Kediri Kontes Pendidikan Agama Hindu HUT RI dan Galungan se Kandangan di Mlancu

Kontes Pendidikan Agama Hindu HUT RI dan Galungan se Kandangan di Mlancu

17 min read
0
4
199

Kediri (MPN)Pendidikan Bhakti. Guna meningkatkan pemahaman dan mutu hasil pendidikan, kompetensi akademik siswa, tentang ajaran Agama Hindu, serta menumbuhkan Minat, Bakat, Sradha, Bhakti, Panitia HUT RI bekerjasama PHDI Kecamatan Kandangan, selenggarakan Lomba Pendidikan Agama Hindu, di Pura Tirta Amerta Loka, Desa Mlancu, Rabu (2/8). Lomba itu meliputi Tri Sandya, Baca Sloka Weda, Kidung dan Cerdas Cermat (Dharma Widya). “Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan Kwalitas Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pada anak didik, khususnya yang beragama Hindu, serta meningkatkan Sradha dan Bhakti,” tukas Drs. Kartiko, MPd.H, Ketua Panitia Lomba.

Ketua Walaka Drs. Kartiko, MPdH, dan Ketua PHDI Kandangan Yuliono, bersama para Panitia Lomba-lomba Pendidikan Agama Hindu dalam HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan, di Pura Tirta Amerta Loka Mlancu (2/8).
Para Panitia dan para jawara Lomba Baca Sloka dan Kidung Macapat dalam Lomba Pendidikan Agama Hindu se Kandangan HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan, di Pura Tirta Amerta Loka Desa Mlancu, Rabu Pagi (2/8).

Menurut Kartiko. acara berbagai lomba Agama Hindu ini, dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan di Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri. “Tema yang diusung adalah  Bhakti dan Sradha, artinya Bhakti adalah sebagai persembahan yang tulus iklas dan berarti kasih sayang, cinta kasih, pelayanan, kesetiaan, cinta yang tulus dan luhur kepada Tuhan. sedangkan Sradha  artinya sebagai keyakinan masyarakat akan adanya Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Ketua Walaka Kecamatan Kandangan ini.

Drs.Kartiko MPdH,ketua Walaka dan Panitia Kecamatan Kandangan, bersama para Jawara Grup Lomba Cerdas Cermat Putri se Kecamatan HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan di Pura Tirta Amerta Desa Mlancu, Rabu Siang (2/8).

Acara Lomba diperuntukkan untuk siswa SD ini diikuti 90 peserta dari seluruh Kecamatan Kandangan. Bertempat di Balai Agung Pura Tirta Amerta Loka Desa Mlancu, kegiatan lomba digelar hari Rabu pagi hingga siang, Diawali dengan bersama-sama Sembahyang Puja Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dilanjut Lomba Tri Sandya. Kidung, Baca Sloka Veda dan Cerdas Cermat (Dharma Widya).

Mangku sedang memberikan Hadiah kepara para pemenang Lomba Kidung Macapat Putra dalam Lomba Pendidikan Agama Hindu se Kandangan di Pura Tirta Amwrta Loka, Desa Mlancu (2/8).
Pengurus PHDI bersama Para Juara 1, 2, 3 dalam Lomba Kidung Macapat Putri dalam Lomba Pendidikan Agama Hindu se Kandangan HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan, di Pura Tirta Amerta Loka, Mlancu (2/8).

Puja Tri Sandya

Puja Trisandya adalah doa tiga malam yang dilakukan umat Hindu, untuk persembahyangan tiga kali sehari, yaitu pagi hari saat matahari terbit (Brahma Mahurta): untuk menempuh kehidupan dari pagi hingga siang hari, Siang hari (Madya Sewanam): mengendalikan diri agar tidak melakukan hal negative, serta Sore hari (Sandya Sewanam): yaitu: untuk mengendalikan tamas, yaitu sifat bodoh dan malas.

Ketua PHDI Kandangan Yuliono menjelaskan, Sembahyang rutin ini tertulis dalam Kitab Suci Weda dan sudah dilaksanakan sejak ribuan tahun yang lalu. Puja sendiri memiliki arti penghormatan, pengagungan yang dihaturkan kepada para dewa atau dewi, sehingga Puja Trisandya berarti ibu mantra dan intisari dari seluruh mantra-mantra Weda yang mampu membawa umat manusia menuju ke arah kehidupan yang lebih harmonis.

Dengan dilakukannya Puja Trisandya, umat Hindu diharapkan dapat meningkatkan Sradha Bhakti Sekaa Truna untuk dapat memperdalam ajaran agama.

Makna yang terkandung dalam pelaksanaan sembahyang Puja Trisandya adalah untuk mengingatkan setiap umat Hindu akan kewajiban mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Kemudian meyakini tiga waktu yang suci dan sakral sebagai wujud bakti kehadapan Tuhan dan pendekatan diri kepada sang Maha Pencipta. Selain itu, lewat Puja Trisandya, umat Hindu diharapkan dapat lebih dalam meyakini tujuan hidup yang ingin dicapai, yaitu Dharma (kebenaran), Artha (kekayaan), Kama (kepuasan rohani dan jasmani), dan Moksha (kebebasan dari ikatan duniawi).

Pada Lomba Tri Sandya diikuti oleh beberapa anak dari siswa SD se Kandangan, dan sebagai pemenangnya kategori Putri, adalah juara 1 Nandika Sandi Putri dari SDN Kandangan 3, Danar Katu Indra dari SDN Medowo 2 meraih juara 2, serta Devani Marisa menggaet posisi 3 dari SDN Banaran 2. Sedangkan kategori putra dimenangkan oleh Gayung Prabu S (SDN Medowo 2), juara kedua oleh Agastia juga SDN Medowo 2, dan juara 3 dari SDN Medowo 1.

Para Juara Lomba Sloka Weda Putri se Kandangan di Lomba Pendidikan Agama Hindu HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan, di Pura Tirta Amerta Loka, Desa Mlancu (2/8).

Kidung

Kidung merupan bentuk puisi lama yang bermakna sebagai nyanyian pujian atau religius yang bertujuan untuk memuji dan mengabdi kepada Tuhan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kidung-kidung suci memiliki beberapa fungsi dalam masyarakat, antara lain: (1) fungsi kidung-kidung suci sebagai sarana berdoa; (2) fungsi kidung-kidung suci pendorong sembahyang; (3) fungsi kidung-kidung suci sebagai sarana pendidikan; (4) fungsi kidung-kidung suci sebagai sarana pengendali sosial (nasihat); (5) fungsi kidung-kidung suci sebagai sarana pengingat. Penggunaan bahasa dalam kidung-kidung suci menujukkan tentang fungsi kidung dalam masyarakat, antara lain: bahasa Sansekerta: bahasa Jawa Kuna; bahasa Jawa (baru); bahasa Indonesia.

Sebagai pemenangnya klasifikasi Putra adalah Adiansah W meraih Juara 1 dari SDN Medowo 3, Steven Pramana sebagai juara 2 SDN Medowo 2, dan Prahan susanto dari SDN Mlancu 3 menggaet juara 3. Untuk kategori Putri yaitu juara 1 diraih Niluh Anjani SDN Medowo 2, Puja Asti meraih posisi 2 dari SDN Banaran 2, serta juara 3 dicapai Armeninta SDN Karangtengah 3.

Juara Sloka Weda Putra (2/8)
Para Juara 1, 2, 3 Lomba Trisandia Putra (2/8).

Sloka Veda

Sloka adalah ajaran suci yang ditulis dalam bentuk syair yang berbahasa Jawa Kuno (bahasa kawi) atau Sanskerta. Sloka dibaca dengan irama tertentu dimana satu baitnya terdiri dari empat baris, yang tiap barisnya memiliki jumlah suku kata yang sama. Sloka berisi puji pujian tentang kemuliaan dan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi. Uraian sloka yang menggunakan bahasa Jawa halus terdapat di dalam kitab Sarascamuscaya. Teknik pengucapan sloka berbeda dengan teknik pengucapan mantram/ mantra. Teknik pembacaan sloka mempergunakan irama palawanya yang disebut dengan mamutru.

Mantram-mantram berfungsi sebagai stuti, stava, stotra atau puja yang bermakna untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, para dewata manifestasi-Nya, para leluhur dan guru-guru suci, termasuk pula untuk memohon keselamatan, kerahayuan, ketenangan dan kebahagiaan. Dalam fungsinya untuk memohon perlindungan diri, maka mantram berfungsi sebagai Kavaca (baju gaib yang melindungi tubuh dan pikiran kita dari kekuatan-kekuatan negatif atau jahat) dan Penjara (membentengi keluarga dari berbagai halangan atau kejahatan).

Para Juara 1, 2, 3 Trisandia Putri dalam Lomba Pendidikan Agama Hindu se Kandangan HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan, di Pura Tirta Amerta Loka, Desa Mlancu (2/8).

Bila mengucapkan mantrammantram, hendaknya dipahami benar-benar arti dan makna mantram tersebut. Mengucapkan mantram tanpa mengerti makna, kitab Nirukta (1.13) menyatakan: Seorang yang mengucapkan mantram dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantram itu, tidak pernah memperoleh penerangan (kurang berhasil) seperti halnya sepotong kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan korek api. Demikian pula halnya orang yang hanya mengucapkan mantram tidak pernah memperoleh cahaya pengetahuan yang sejati. Terdapat tiga macam cara pengucapan mantram, yaitu: 1) Vaikari (ucapan mantram terdengar oleh orang lain). 2) Upamsu (berbisik-bisik, bibir bergerak, namun suara tidak terdengar). 3) Manasika (terucap hanya di dalam hati, mulut tertutup rapat).

Peserta Lomba Trisandya Putri di hadapan para Mangku sebagai Dewan Juri (2/8).
Lomba Cerdas Cermat Pendidikan Agama Hindu se Kandangan HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan di Pura Tirta Amerta Loka Mlancu (2/8)

Dari ketiga jenis atau cara pengucapan mantram di atas, Manasika yang diyakini paling tinggi nilainya. Cara pengucapan mantram yang penting adalah kesujudan, kekhusukan dan kesungguhan yang dilandasi oleh kesucian hati. Memang tidak semua orang berhasil mengucapkan mantram dengan baik dan mantram atau doanya itu terkabulkan. Untuk menunjang keberhasilan pengucapan mantram (mantram akan siddhi-mandi), hal yang sangat perlu dilakukan antara lain: sebelum mengucapkan mantram hendaknya seseorang menyucikan dirinya baik jasmani maupun rohani (asuci laksana) dan bagi seorang rohaniawan melakukan berbagai brata (janji atau tekad bulat tertentu melaksanakan ajaran agama/ berdisiplin), upavasa (mengendalikan makanan) dan japa (pengucapan mantram-mantram berulang-ulang), mendukung keberhasilan dalam mengucapkan mantram.

Peserta Lomba Tri Sandya Putra dalam Lomba Pendidikan Agama Hindu se Kandangan HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan, di Pura Tirta Amerta Loka, Desa Mlancu (2/8).

Pemenang Lomba Sloka Putra yaitu Juara 1 Kenjo dan Yolanda Dharma Putra dari SDN Medowo 2, juara 2 oleh Krisna dan Andi SDN Medowo 3, serta Anang Kusuma dan Dafa Dhamawan SDN Mlancu 3 menggaet juara 3. Sedang Baca Sloka Putri adalah juara 1 Ari dan Dela Akavia SDN Banaran 2, Sri Maharani dan Sandra SDN Medowo 1 meraih juara 2, Anita dan Bebi menggaet posisi 3 dari SDN Mlancu 3.

Para peserta Lomba Baca Sloka Putra di Balai Agung Pura Tirta Amerta Loka, Desa Mlancu, Rabu (2/8).
Peserta Lomba Tri Sandya Putri di Depan Para Mangku sebagai Juri, di Pura Tirta Amerta Loka, DEsa Mlancu (2/8).

Cerdas Cermat

Kegiatan Cerdas Cermat (Dharma Widya) bertujuan untuk meningkatkan Minat, Bakat, Sradha, Bhakti para peserta didik, meningkatkan mutu pendidikan, pemahaman tentang ajaran agama Hindu dan kompetensi akademik siswa Agama Hindu. “Melalui kegiatan Cerdas Cermat atau Dharma Widya ini diharapkan dapat meningkatkan  dan menumbuh kembangkan sikap Sportif siswa-siswi dalam meningkatkan kompetensinya,” pungkas Yuliono.

Sebelum Acara Kegiatan Berbagai Lomba dimulai, dilakukan Puja Persembahyangan bersama kepada Sang Hyang Widhi Wasa, agar semua dapat berjalan dengan lancar, berkompeten dan bermanfaat, bagi semua siswa dan seluruh Umat Hindu (2/8).

Dalam Lomba Cerdas Cermat (Dharma Widya). Kategori Putra yaitu dari SDN Medowo sebagai juara 1, grup SDN Mlancu 3 meraih juara 2, Dana Kusuma, Nico, Dava dari SDN Mlancu 2 menggaet juara 3. Untuk klasifikasi Putri adalah Juara 1 dimenangkan oleh Komang, Wida, Delima dari SDN Banaran 2; juara 2 direngkuh Wisnu, Ningsia, Yusita SDN Mlancu 3, serta juara 3 diperoleh Desi, Meli SDN Medowo 2.

Peserta Lomba Tri Sandya Putri sedang diuji oleh para Dewan Juri (2/8)
Para Gadis Manis dari SDN Banaran 2 yang memperoleh Juara 1 dalam Lomba Cerdas Cermat Pendidikan Agama Hindu se Kandangan HUT RI ke-78 dan Hari Raya Galungan, di Pura Tirta Amerta Loka (2/8)

Acara berbagai lomba kompetensi siswa tentang Agama Hindu di Pura Tirta Amerta Loka Desa Mlancu ini dihadiri para Panitia HUT RI ke-78 tingkat Kecamatan Kandangan, Para Pengurus PHDI, Para Mangku se Wilayah Kandangan, serta Seluruh Panitia Penringatan Hari Taya Galungan. Bhakti sebagai persembahan tulus iklas, penuh kasih sayang, cinta kasih, pelayanan, kesetiaan, cinta yang tulus dan luhur kepada Tuhan. sedangkan Sradha  sebagai keyakinan masyarakat akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.  –(Ajie)–

Load More Related Articles
Load More By Aji Suharmaji
Load More In 01-Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Pertahankan Martabat Kepengurusan HPK

Malang (MPN) – Berjatidiri Eksis. Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Terhadap Tuha…