Home Jawa Timur 01-Kediri Kreativitas Bernilai Spiritual Tinggi dalam Melaspas Peresmian 1000 Candi Nusantara di Banaran Kandangan Kediri

Kreativitas Bernilai Spiritual Tinggi dalam Melaspas Peresmian 1000 Candi Nusantara di Banaran Kandangan Kediri

19 min read
0
1
247

Kediri (MPN) – Spiritual Bermakna. Tak sekedar kreativitas berkehidupan namun pembangunan 1000 candi nusantara ini berdimensi religi, penuh bermakna dengan nilai spiritual yang tinggi. “Hal ini juga menjadi motivasi semangat kebangsaan melalui pendidikan spiritual ajaran agama, serta memberdayakan anak sebagai generasi penerus juga kaum perempuan, melalui ritual keagamaan dan tradisi budi pekerti yang telah diwariskan para leluhur, untuk kita warisi bersama dan laksanakan,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, melalui sambutannya yang dibacakan Stafsus Bidang Pemberdayaan Perempuan Gusti Agung Putri, dalam Acara melaspas 1000 candi nusantara di Desa Banaran Kandangan Kediri, Sabtu pagi (24/2).

Ketum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Baya Tenaya Ketum WHDI Wikati Yoga dan para pengurus PHDI Jatim serta Muspika Kandangan di Acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri (24/2)
Berbagai persembahan sebagai bentuk rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas semua rahmatNya di Acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu (24/2)
Meriah dan bermakna acara peresmian Pembangunan 1000 candi nusantara di Desa Banaran Kandangan Kediri sabtu pagi (24/2)

Menteri menekankan bahwa inti semuanya itu adalah gotong royong, membangun kebersamaan sesuai makna folosofi Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa yang telah lama digelorakan dan dilaksanakan oleh para leluhur nusantara ini sebagai nuansa spiritual dan semangat tinggi menjadi warga bangsa dan NKRI.

Menurut Menteri, program pembangunan 1000 candi adalah sangat bermakna, tak hanya sebagai ajang kreativitas masyarakat, tapi juga sebagai motivasi semangat kebangsaan yang telah digulirkan oleh para leluhur nusantara melalui slogan Bhineka Tunggal ika.

Gusti Agung Putri Stafsus Bidang pemberdayaan Perempuan dalam Acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu pagi (24/2)

Pembangunan 1000 candi besar artinya bagi umat sedharma sebagai perwujudan desa kala patra, menjadi wadah bagi umat Hindu untuk mengembangkan berbagai kegiatan keagamaan. Secara individu umat terbantu dalam ihtiarnya, memberikan penghormatan dan doa bagi para leluhur, dan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Pada gilirannya hal ini tentunya memberikan penguatan kesadaran akan keberadaan serta tugas-tugas kita di dunia sebagai mahluk Tuhan. “Saat ini kita berjalan dalam kehidupan yang penuh dengan berbagai persoalan. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah kehidupan masyarakat baik negtif maupun positif, dampak dari krisis kesehatan, krisis lingkungan hidup serta pesta demokrasi masih harus kita hadapi,” paparnya.

Menteri menjelaskan, hal ini berpengaruh pada dunia kebatinan Umat Hindu. “Kami di Kementrian PPPA memandang kualitas hidup perempuan dan anak masih harus kita majukan, karena masih tertinggal. Dalam situasi global yang belum menentu, perempuan dan anak masih harus menghadapi hambatan lain untuk tumbuh memaksimalkan potensinya,” ujar Bintang Puspayoga. Anggapan yang merendahkan, prasangka negative, keraguan dan ketidakpercayaan, harus dihadapi perempuan dan anak untuk bertumbuh dengan bahagia.

Ketum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Baya Tenaya Ketum WHDI Wikati Yoga dan para pengurus PHDI Jatim serta Muspika Kandangan di Acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri (24/2)
Para Pendeta Hindu sedang memimpin Doa Ritual Agama Hindu di Acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu (24/4)

Dijelaskan, semua fenomena mempengaruhi kualitas kehidupan spiritual keagamaan masyarakat kita. Sementara itu dalam praktek kehidupan masyarakat, suatu tempat persembahyangan merupakan bagian dari lingkar kehidupan manusia yang utuh. Ruang kita berkegiatan keagamaan sesungguhnya tidak dapat dipisah dari ruang kehidupan, yang menumbuhkan kehidupan keluarga yang berbudi luhur. Ruang spiritual merupakan landasan kehidupan keluarga, tempatnya pembelajaran budi pekerti, serta pewarisan nilai-nilai baik kepada anak-anak sebagai generasi penerus.

Maka itu, tandas Menteri PPPA, seiring dengan berlangsungnya pelaksanaan program ini, mari kita bersama juga menumbuhkan suatu ruang kehidupan keagamaan yang ramah terhadap anak-anak, yang memungkinkan anak-anak bermain sambil terus menyerap ajaran, nilai, budi pekerti, serta pengetahuan yang diwariskan kepada kita dari para leluhur, untuk kita wariskan kepada mereka. Ruang keagamaan adalah juga ruang yang menumbuhkan manusia menjadi lengkap dan utuh.

Sebagaimana kita sadari bersama tradisi Hindu  sesungguhnya kuat berakar di masyarakat hingga saat ini melalui bentuk dan ekpresi yang beraneka macam. Dari tradisi Hindu sesungguhnya karakter Bhineka Tunggal Ika tumbuh dan berkembang di bumi nusantara. “Tradisi berupa praktek keagamaan, tata cara ajaran, nilai-nilai dan pengetahuan yang diwariskan oleh para leluhur ini memang sudah sepatutnya kita rawat dan jaga,” tuah Bintang Puspayoga yang asli dari Bali itu. Semoga program 1000 candi nusantara ini semakin memperkuat tradisi Bhineka Tunggal Ika di tengah masyarakat kita.

Ketua WHDI Pusat Wikanti Yoga bersama para pengurus WHDI Jatim dalam acara Melaspas 1000 Candi di Banaran Kandangan Kediri sabtu pagi (24/2)
Para Tamu Undangan dari berbagai pihak di Acara Melaspas 1000 candi nusantara di Desa Banaran Kandangan Kediri sabtu pagi (24/2)

Progam Ketiga Yayasan WMN

Melaspas 1000 candi merupakan acara pembersihan, peluncuran dan peresmian program pembangunan 1000 candi yang dilaksanakan oleh YayasanWidya Mandala Nusantara (WMN) Desa Banaran yang berdiri pada 2021 lalu. Program pembangunan 1000 candi ini adalah pelaksanaan program yang ketiga kali ini dari Yayasan WMN. Pertama yaitu Pembangunan Gedung Balai Latihan Kerja BLK WMN dengan konsentrasi bidang pengolahan hasil pertanian, kedua pemberian bantuan kepada para mangku dan guru pasraman se Kabupaten Kediri. “Dan ketiganya saat ini, pembangunan 1000 candi di wilayah Kandangan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang,” ujar Juliono pengurus Yayasan WMN.

Pembangunan 1000 candi ini juga memperoleh animo dari PHDI Pusat, berbagai elemen Ormas Hindu, ICHI, serta masyarakat Hindu dari berbagai wilayah di Jatim dan Nasional. “Hal ini juga adalah program lanjutan dari program PHDI Pusat untuk pembangunan 1000 candi, yang sebelumnya di Kandangan ini telah dilaksanakan di wilayah Kabupaten Malang dengan dibangunnya 276 candi,” tukas I Ketut Jono, ketua panitia pembangunan 1000 candi nusantara. Bahkan PHDI Pusat mengenai program pembangunan 1000 candi ini akan merambah wilayah Jateng dan daerah lain.

Bantuan dari berbagai ormas Hindu diperuntukan pada panitia Pellaksanaan program pembangunan 1000 candi nusantara oleh Yayasan WMN di Banaran Kandangan Kediri (24/2)

Menurut Sutiyo S, pembangunan ribuan candi di Kandangan sejak akhir 2023 hingga kini telah mencapai lebih 250 candi dan akan masih terus berlangsung sampai tahun 2024 ini. Program pembangunan ini anggarannya berasal dari kas yayasan dan bantuan para donatut dari berbagai pihak di seluruh Indonesia, ”“Astungkara dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi para umat Hindu khususnya,” katanya penuh optimistis pembangunan 1000 candi akan dapat diselesaikan hingga akhir tahun 2024 ini.

Pelestarian Warisan Budaya

Ketum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Baya Tenaya, menyebutkan bahwa kegiatan Melaspas 1000 candi nusantara ini merupakan upaya pelestarian warisan budaya dan keagamaan Hindu, serta peningkatan kegiatan spiritual yang terefleksikan dalam ajaran sastra weda yang berdimensi Ketuhanan dan sosial kemanusiaan,” ujarnya.

Ketum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Baya Tenaya menyerukan Satukan tekad demi Bangsa dan Negara NKRI dalam acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri (24/2)

Menurut Wisnu, filosofi acara penyucian Candi yang dilaksanakan di Kediri ini sebagai upaya untuk penataan pelayanan kepada internal umat Hindu, khususnya di wilayah Kandangan Kediri dan sekitarnya. “Hal ini juga merupakan wujud tekad menata hati untuk kembali ke dalam jati diri, serta refleksi pelaksanaan gotong-royong  dari umat. Candi adalah sebagai simbol peradaban dan kemuliaan umat Hindu Nusantara, sehingga kegiatan pembangunan ini tak hanya berdimensi ritual, melainkan juga sosial uri-uri budaya leluhur yang mengedepankan budi pekerti, serta meningkatkan persatuan kesatuan Bangsa Indonesia yang Berbhineka Tunggal ika, sebuah filosofi nusantara jaya yang harus terus kita lestarikan bersama demi NKRI,” tutur Mayjen TNI (purn) Wisnu penuh semangat. Ditekankan, melalui kreativitas pembangunan ribuan candi sebagai upaya pelestarian warisan dan menghormati lelulur, akan dapat berimplikasi pada peningkatan SDM tepat guna dari umat Hindu yang berkualitas berdimensi religi.

HUT PHDI ke 65 ditandai pemotongan tumpeng oleh Ketum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Baya Tenaya dalam acara Melaspas 1000 candi Nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu (24/2)
Ketum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Puspayoga didampingi Juliono Waka SDA PHDI Jatim dan peanitia pembangunan 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu (24/2)

Acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri ini juga dalam rangka Ulang Tahun PHDI ke-65. Ditandai dengan pemotongan tumpeng di sela-sela acara ritual dan peluncuran pembangunan 1000 candi nusantara. “Dengan usia yang ke-65 ini, PHDI mengabdi pada Bangsa dan umat se dharma, sebagai evaluasi lebih baik PHDI juga perlu menata diri ke dalam agar semakin profesional dan bermartabat dalam melayani umat,” tukas Wisnu penuh kasih suci dalam sastra Veda.

Kegiatan Ritual Tari Bedoyo Sadran Katengeran diperagakan oleh Chicandy, Andia, Zila dari sanggar budaya Tengger pimpinan rama sukaji dalam acara Melaspas 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri (24/2)
Chicandy Andia Zila penari Bedoyo sadran katengeran dari Tengger yang mengisi acara tari ritual di Melaspas 1000 Candi Nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu siang (24/2)

Usai melaspas 1000 candi, diiringi ritual suci yang dipimpin para pendeta Hindu Jatim, juga digelar tari suci Bedoyo sadran katenggeran diperagakan 3 penari Chicandy, Andia, Zila dari sanggar budaya Tengger pimpinan rama sukaji. Tari itu berfilosofi Tenger ing budiluhur dimana memuji dan melaksanakan ajaran berbudi yang telah diwariskan para leluhur nusantara ini kepada generasi sekarang, sehingga tari itu merefleksikan sebagai titah leluhur yang harus terus dilestarikan serta dilaksanakan sepenuh jiwa raga, khususnya bagi umat sedharma. Kulonuwun pada para leluhur.

Bazar Refleksi Kearifan Lokal

Berikutnya acara peresmian Bazar yang digelar oleh para komunitas WHDI se Kabupaten Kediri dan Jombang. Menampilkan berbagai produk tradisional sebagai kearifan lokal, serta produk kemasan hasil pengolahan produk pertanian yang di produksi oleh BLK WMN. “Produk kreativitas tradisional seperti hasil pertanian lokal Durian, manggis, salak, berbagai kue kemasan ini merupakan refleksi produk kearifan lokal yang bermanfaat dan harus terus dikembangkan termasuk pemasarannya,karena dengan produk kearifan lokal ini akan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan umat se dharma,” tukas Wikati Yoga, Ketua WHDI Pusat seraya men-support agar memanfaatkan jaringan pemasaran produk melalui PHDI dan WHDI seluruh Indonesia. Karena kesejahteraan keluarga adalah juga kemakmuran umat.

Bazar UMKM yang diikuti WHDI se Kabupaten Kediri dan Jombang juga menghiasi acara Melaspas 1000 Candi Nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu siang (24/2)
Ketum WHDI Pusat Wikanti Yoga memberikan bantuan kepada panitia program pembangunan 1000 candi nusantara di Banaran Kandangan sabtu (24/2)

Acara Eksklusif ini dihadiri oleh Gusti Agung Putri Stafsus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) ysng mrskili Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Ketum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Sekjen PHDI Ketut Budiasa, Ketua WHDI Pusat Wikanti Yoga, Ketua Pasraman Sanggawi Nusantara (PSN) Kolonel (TNI-AL) I Made Jiwa Astika / Waka PHDI Jatim, Ir I Gusti putu raka artama Ketua PHDI Jatim, Waka SDA PHDI Jatim Juliono, Ketua Panitia 1000 Candi Nusantara I Ketut Jono, Ketua PHDI Kab Kediri Drs. Murtadji MPd.H, Ketua WHDI KabKediri Rumijah SPd.H, Ketum ICHI, juga Muspika Kandangan Camat Nursaid SE, Danramil 0809/15 Kapten Czi Roberto Hutabarat, Kapolsek AKP Wahyu Hariadi SH, Ketua FKUB Gus Ali Nasuchan SPd, Pendeta Nasrani Ricard Patinasarani, para Pimpinan Ormas Hindu, dan para Pengurus PHDI Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang, serta Sutiyo SE Ketua Yayasan Widya Mandala Nusantara (WMN) Desa Banaran Kandangan Kediri, yang didampingi para pengurusnya.

Ritual Umat Hindu dalam Acara Melaspas 1000 Candi di Banaran Kandangan Kediri Sabtu (24/2)
Upacara ritual suci umat Hindu dipimpin para pendeta Hindu di acara Melaspas 1000 Candi nusantara di Banaran Kandangan Kediri sabtu siang (24/2)

Terlaksananya program ini, lanjut Menteri PPPA melalui Stafsus Gusti Agung Putri, juga saling mempererat ikatan umat hindu dimanapun berada dan makin memperdalam kesadaran akan Panca Srada umat sedharma. Semoga kebaikan datang dari segala penjuru. Om Shanti… Shanti…. Shanti….. Om. –(Ajie) – 

Load More Related Articles
Load More By Aji Suharmaji
Load More In 01-Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Pertahankan Martabat Kepengurusan HPK

Malang (MPN) – Berjatidiri Eksis. Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Terhadap Tuha…